Pagi itu belum merah. mungkin mendung masih akan menggelayut. mungkin juga tidak. cuma belum merah saja. embun masih setia menempel di punggung daun, sisa tangis langit semalam.
jika ada seorang yang berdiam diri di depan danau pagi buta, itu aku. aku dan segala keresahanku. ingin mengubur ingatan dalam-dalam akan sebuah masa. namun aku terlalu rapuh untuk bisa menjauh. terlalu sesak untuk bisa menolak. meskipun kutahu, ingatan yang terlalu ingin dienyahkan tak akan begitu saja menyerah. bahkan mungkin akan lebih berani menghantuiku.
aku tak tahu bila ia menyudahinya itu bukanlah tanpa alasan. aku tahu pasti. mungkin aku yang terlalu angkuh atau ia yang tak terlalu butuh. entahlah. atau mungkin aku tak terlalu cinta padanya, atau ia tak terlalu cinta padaku.
cinta?
tahu apa aku tentang cinta?
jika ada seorang yang duduk dan menangis di tepi danau berkabut di pagi buta, itu aku. aku dan segala keresahanku yang tak segera usai ku pahami. aku dan segala kesedihan yang tak dapat kubendung. pecah dalam sebuah tangisan.
Lanjutkan kisah perjalananmu.... »»
jika ada seorang yang berdiam diri di depan danau pagi buta, itu aku. aku dan segala keresahanku. ingin mengubur ingatan dalam-dalam akan sebuah masa. namun aku terlalu rapuh untuk bisa menjauh. terlalu sesak untuk bisa menolak. meskipun kutahu, ingatan yang terlalu ingin dienyahkan tak akan begitu saja menyerah. bahkan mungkin akan lebih berani menghantuiku.
aku tak tahu bila ia menyudahinya itu bukanlah tanpa alasan. aku tahu pasti. mungkin aku yang terlalu angkuh atau ia yang tak terlalu butuh. entahlah. atau mungkin aku tak terlalu cinta padanya, atau ia tak terlalu cinta padaku.
cinta?
tahu apa aku tentang cinta?
jika ada seorang yang duduk dan menangis di tepi danau berkabut di pagi buta, itu aku. aku dan segala keresahanku yang tak segera usai ku pahami. aku dan segala kesedihan yang tak dapat kubendung. pecah dalam sebuah tangisan.